beranda

Wednesday, October 30, 2013

Sejarah Kartu Kuning Dan Kartu Merah Dalam Olahraga Sepakbola

Sepakbola/soccer/fushbal/football  merupakan olahraga yang sudah sangat terkenal hingga ke pelosok dunia. Anak kecil hingga orang tua memainkannya tak dapat di pungkiri memang Sepakbola merupakan olahraga nomor satu di setiap negara. Bahkan ada satu kata bijak "Sepak bola sebagai Olahraga Pemersatu".Dalam sepak bola dan juga olagraga yang lain tentu mengenal peraturan peraturan yang sengaja dibuat,yang tujuannya adalah:
 
 
 
 1.agar permainan lebih menarik untuk dilihat
 2.menjaga seorang pemain dari resiko cedera
 3.Fair play
 
 
 
 
Dalam sepak bola dikenal aturan kartu dalam memberikan hukuman.Tentu saja keluarnya kartu ini dari kantontong wasit diawali dari proses peringatan hingga langsung dikeluarkan jika proses terjadinya pelanggaran dipandang oleh wasit membahayakan pemain lawan.Dua kartu yang berbeda warna (sedikit lebih besar dari kartu REMI,Ukuran kartu merah dan kartu kuning dalam sepakbola adalah 6cm x 12cm ( persegi panjang )) yang digunakan untuk menunjukkan pelanggaran dan pelanggaran peraturan lainnya. Bila diperlukan, wasit menghentikan pertandingan memanggil pemain di atas, memegang kartu, dan menulis nama pemain turun dalam sebuah buku catatan ("note")

Sebuah "Kartu Kuning" diberikan untuk pelanggaran yang kurang serius, sedangkan "Kartu Merah" diberikan untuk pelanggaran yang lebih serius, dan pemain harus meninggalkan permainan (pemain tidak diganti di lapangan,). Setelah kartu diberikan ,sebagai hukuman maka diberikan  tendangan langsung atau tidak langsung
Awalnya, pada tahun 1966 terjadi pertandingan perempat final piala dunia antar tuan rumah Inggris melawan tamunya Argentina. Wasit yang pada saat itu memimpin jalannya pertandingan adalah Rudolf Kreitlein. Wasit asal Jerman.
Karena melakukan pelanggaran keras, kapten tim Argentina, Antonio Rattin, terpaksa harus dikeluarkan dari pertandingan oleh sang wasit. Perbedaan bahasa membuat sang kapten tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh sang wasit. Wasit asal Jerman itu hanya mengerti bahasa Inggris dan Jerman. Sang Kapten pun tidak segera meninggalkan lapangan.
Wasit asal Inggris yang pada saat itu kebetulan bertugas, Ken Aston, dengan modal bahasa Spanyol yang tidak begitu fasih ia masuk ke lapangan dan merayu sang kapten Antonio Rattin untuk segera meninggalkan lapangan.
Dari kejadian itu, Ken Aston mulai berpikir bahwa harus ada alat komunikasi universal yang dapat diketahui oleh semua orang ketika sang wasit memberikan peringatan kepada pemain atau mengeluarkannya dari lapangan. Dengan begitu, sang wasit tidak perlu lagi membuat penjelasan dengan bahasa yang mungkin tidak diketahui oleh pemain.
Suatu hari, di perempatan sebuah jalan, Ken Aston melihat lampu lalu lintas. Ide muncul dibenaknya. Ia berpikir bahwa Warna dapat dijadikan bahasa universal yang dapat dengan mudah dimengerti banyak orang. Jawabannya adalah warna merah dan warna kuning. Bila pemain melakukan pelanggaran, maka harus diberi peringatan keras maka kartu kuning yang harus dikeluarkan. Dan apabila pemain melakukan pelanggaran berat, maka kartu merah yang harus dikeluarkan dan pemian harus keluar dari lapangan.
Ken Aston pun segera mengirim idenya itu ke asosiasi sepakbola internasional yaitu FIFA. Idenya itupun langsung disetujui oleh pihak FIFA. Maka pada piala dunia tahun 1970, kartu kuning dan kartu merah pertama kalinya digunakan. Ironisnya, sepanjang Piala Dunia 1970 tak satu pun pemain yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang sempat dilayangkan sehingga kartu merah tak bisa dipamerkan pada Piala Dunia 1970.


Ada lagi satu hal unik lainnya. Meskipun ide tersebut datang dari wasit Inggris, negeri itu tak serta-merta menerapkannya di kompetisi mereka. Kartu merah dan kuning baru digunakan di kompetisi sepak bola Inggris pada 1976. Pasalnya, wasit kemudian terlalu mudah mengeluarkan kartu dan diprotes banyak pemain. Oleh sebab itu, penggunaannya sempat dihentikan pada 1981 dan 1987.


*Semoga Bermanfaat

No comments:

Post a Comment